Kronologi kejadian Asisten rumah tangga (ART) Asal Sumba Barat, yang Babak-belur Dianiaya Majikan

Seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial I, asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban dugaan kekerasan yang sangat memprihatinkan di Batam, Kepulauan Riau. Korban mengalami berbagai bentuk penganiayaan fisik dan psikis yang diduga dilakukan oleh majikannya sendiri.

Menurut keterangan dari Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus (Romo Pascal), yang mewakili keluarga korban, kekerasan terhadap I telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun sejak ia mulai bekerja di rumah majikannya. Namun, dua bulan terakhir menjadi masa terberat bagi korban karena tindak kekerasan yang semakin brutal.

“Korban sudah bekerja selama satu tahun di rumah pelaku. Dugaan kekerasan terjadi sejak awal, tapi dua bulan terakhir adalah yang paling parah,” kata Romo Pascal, dikutip dari detikSumut pada Senin (23/6/2025).
Ilustrasi 
Majikan berinisial R diduga sering memperlakukan korban secara tidak manusiawi hanya karena tidak puas dengan hasil kerja korban. Perlakuan itu termasuk memaksa korban memakan kotoran anjing dan meminum air dari parit.

“Masalah sepele seperti mengepel dianggap tidak bersih, atau kesalahan kecil lainnya dijadikan alasan untuk menyiksa. Bahkan saat korban hendak makan, ia dituduh mencuri. Hal-hal ini dijadikan pembenaran untuk melakukan kekerasan,” jelas Romo Pascal.

Tak hanya mengalami kekerasan fisik, korban juga kerap mendapat pelecehan verbal. Ia tidak pernah dipanggil dengan namanya, melainkan dengan sebutan kasar yang merendahkan martabat. Beban rumah tangga seperti tagihan listrik, air, hingga biaya pemeriksaan hewan peliharaan pun dilimpahkan kepada korban.

Lebih menyedihkan lagi, ART lain yang masih memiliki hubungan keluarga dengan korban turut dipaksa oleh pelaku untuk ikut menyiksa korban. Hal ini dilakukan di bawah ancaman, sehingga penganiayaan berlangsung secara berkelanjutan dan melibatkan kekerasan fisik langsung maupun menggunakan alat.

“ART yang satu lagi bahkan disuruh menyeret korban ke kamar mandi, menginjak tubuhnya, dan melakukan tindakan kasar lainnya. Semua ini menunjukkan bahwa kekerasan tidak hanya dilakukan secara langsung, tapi juga secara sistematis,” tambah Romo Pascal.

Kasus ini kini menjadi sorotan publik dan mendorong seruan untuk penegakan hukum serta perlindungan yang lebih serius terhadap pekerja rumah tangga, terutama yang berasal dari daerah-daerah terpencil.



LihatTutupKomentar