Budaya Indonesia yang Masuk Situs Warisan Dunia UNESCO - Indonesia, negara dengan
kekayaan budaya yang memukau, telah menyumbangkan warisan budaya yang luar
biasa bagi dunia. Dalam perjalanan sejarah yang panjang, tujuh elemen budaya
Indonesia telah meraih pengakuan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO yang patut
dijaga dengan baik. Dari ujung barat hingga timur, Indonesia memancarkan pesona
yang tak terlupakan. Di tengah keanekaragaman alamnya yang menakjubkan, negara
ini juga menyimpan kekayaan budaya yang kaya dan beragam.
Melalui arsitektur
megah, pertunjukan seni yang memukau, dan karya-karya monumental, Indonesia
telah memberikan kontribusi tak ternilai dalam memperkaya warisan budaya dunia.
Candi Borobudur, keajaiban arsitektur agung yang menghiasi Jawa Tengah, memukau
pengunjung dengan keindahan dan kebijaksanaannya yang kuno. Kompleks Taman
Nasional Lorentz, yang bersembunyi di ujung timur Indonesia, menyuguhkan
keajaiban alam yang tak tertandingi dengan keanekaragaman flora dan fauna yang
menakjubkan.
Situs Warisan Budaya Prasejarah Sangiran mengungkapkan misteri
kehidupan manusia purba melalui penemuan fosil-fosil dan artefak kuno.
Sementara Wayang Kulit dan Tari Kecak, seni tradisional yang menakjubkan,
menghidupkan cerita dan legenda Indonesia melalui pertunjukan yang mempesona. Indonesia,
dengan keberagaman budayanya yang tak terbatas, telah memasukkan tujuh
peninggalan budaya ini ke dalam situs Warisan Dunia UNESCO.
Ini adalah
pengakuan yang membanggakan bagi negara ini, dan juga sebuah tantangan untuk menjaga
dan merawat warisan yang berharga ini untuk generasi mendatang. Bersama-sama,
kita dapat mengapresiasi keindahan dan keunikan budaya Indonesia yang luar
biasa ini, dan memastikan bahwa mereka tetap hidup dan terjaga dalam cinta dan
perhatian kita.
1. Wayang
Para ahli memperkirakan
bahwa wayang sudah ada dan berkembang sejak zaman kuno sekitar 1500 SM, jauh
sebelum agama dan budaya dari luar masuk ke Indonesia. Namun, saat itu wayang
masih dalam bentuk yang sederhana. Artinya, wayang yang kita lihat sekarang
berbeda dengan wayang pada masa lalu. Pertunjukan
kesenian wayang ini merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa, yaitu
sisa-sisa dari kepercayaan animism dan dinamisme yang melakukan pemujaan pada
roh-roh nenek moyang.
Untuk memuja roh nenek moyang itu, mereka mewujudkannya
dalam bentuk gambar atau patung yang dipuja dan disebut ‘hyang’ atau ‘dahyang’.
Orang bisa berhubungan dengan para hyang melalui seorang ‘syaman’ (dukun).
Ritual pemujaan nenek moyang, hyang dan syaman inilah yang merupakan asal mula
terjadinya pertunjukan wayang. Sang Hyang menjadi wayangnya, ritual kepercayaan
itu menjadi jalan pentas dan syaman menjadi dalangnya.
Sedangkan, ceritanya
adalah petualangan dan pengalaman nenek moyang. Bahasa yang digunakan adalah
Bahasa Jawa asli yang hingga sekarang masih dipakai. Wayang kulit telah ditetapkan sebagai karya kebudayaan yang
mengagumkan di bidang cerita narasi, serta warisan budaya yang indah dan
berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO
sejak 7 November 2003. UNESCO mengakui pertunjukan wayang kulit sebagai seni
mendongeng kuno dari Indonesia yang telah berkembang selama sepuluh abad.
2. Keris
Kerajinan tangan yang
terinspirasi dari kebudayaan lokal nonbenda yang memiliki bagian mata, hulu,
dan sarung, yaitu keris. Senjata keris memang termasuk dalam kerajinan tangan
dan di dalamnya terkandung nilai-nilai kebudayaan dan tradisional. Menurut
Fatkurrohman dan Rifchatullaili dalam jurnal Keris dalam Tradisi Santri dan
Abangan (2018), keris berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang merujuk pada kata
‘kris’ dalam bahasa Sanskerta, artinya menghunus.
Keris juga sering diartikan
sebagai senjata perang jarak pendek. Senjata tradisional ini sering digunakan
di kawasan Pulau Jawa, Sunda, hingga Sumatera. Pada tahun 2008, keris menjadi warisan budaya Indonesia yang pertama diakui
oleh UNESCO. Senjata tajam yang dianggap magis ini diperkirakan berasal dari
Pulau Jawa pada abad ke-10 sebelum tersebar hingga ke seluruh Asia Tenggara.
3. Batik
Batik merupakan hasil
karya dari tangan manusia secara langsung dengan menggunakan canting sebagai
media untuk menggambar dengan menggunakan lilin malam sehingga menghasilkan
karya yang indah, seperti dikutip di buku Warisan Budaya Batik oleh Dena Rizqia. Ada pula pendapat lain mengenai pengertian batik, yaitu kain
bergambar yang dibuat khusus dengan cara menuliskan lilin pada kain mori (kain
tenun berwarna putih).
Kemudian, kain tersebut diolah melalui proses tertentu,
sehingga menjadi pakaian bernilai guna tinggi, demikian dikutip di buku
Aplikasi Metode Pewarnaan Batik Non Kimia Berbasis Kolaboratif-Partisipatif
oleh Dra Giyah Yuliari, dkk. Sejarah batik Indonesia sampai diakui
UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural Organization) pada 2
Oktober 2009, menempuh perjalanan yang cukup panjang. Batik tidak hanya
bernilai seni, tetapi penuh dengan makna filosofis.
4.
angklung
Angklung tidak digunakan
sebagai kesenian murni, melainkan sebagai kesenian yang berfungsi dalam
kegiatan kepercayaan. Angklung hadir sejak zaman hindu, angklung pernah dipakai
pada upacara ritual keagamaan (persembahyangan) sebagai pengganti genta (bel)
yang digunakan oleh seorang pedanda (pendeta hindu) dalam upacara keagamaan.
Pada masa Kerajaan Pajajaran (Hindu), angklung pernah dijadikan sebagai alat
musik korp tentara kerajaan, dan pada saat terjadinya perang Bubat.
Angklung
dibunyikan oleh tentara kerajaan sebagai pembangkit semangat juang atau tempur.
Angklung merupakan alat musik tradisional asli Indonesia, alat musik angklung
berkembang luas di Indonesia terutama daerah Jawa Barat. Tidak diketahui kapan
angklung mulai di buat. Alat musik ini berkaitan erat dengan bambu, dimana
sejak dahulu bambu memang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Bambu
sering digunakan untuk membuat rumah, perabot rumah tangga, dan kerajinan.
Bahkan bambu juga sering digunakan sebagai bahan makanan. UNESCO pun
secara resmi menetapkan angklung Indonesia sebagai warisan budaya dunia asal
Indonesia pada tanggal 16 November 2010. Alasan angklung diakui oleh UNESCO bukan tanpa alasan namun
karena telah memenuhi kriteria-kriteria prasasti Daftar Perwakilan Warisan
Budaya Takbenda Kemanusiaan.
5. Tari Saman
Tari Saman merupakan tarian yang
berasal dari suku Gayo dan biasanya ditampilkan dalam suatu perayaan penting di
suatu peristiwa adat. Syair pada tariannya juga mempergunakan Bahasa-bahasa
Gayo. Selain itu tarian ini juga kerap ditampilkan saat merayakan hari raya
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebelum Tari Saman dimulai
dilakukan pembukaan dimana tampil pemuka adat atau seorang tua cerdik pandai
yang akan mewakili masyarakat setempat (keketar) dengan nasihat-nasihat yang
berguna bagi para penonton dan pemainnya sekaligus.
Syair dan
lagu pengungkapannya sendiri dilakukan secara Bersama-sama dan
berkesinambungan, penari saman biasanya terdiri dari pria-pria muda yang
menggunakan pakaian adat. Penyajian tarian ini juga kemudian dipertandingkan
antar grup dan grup tamu. Penilaian pada tari saman akan dititik beratkan pada
kemampuan setiap grup dalam mengikuti berbagai gerakan, lagu (syair) dengan
bentul tari yang disajikan oleh pihak lawan.
Sebab tari saman dapat dikreasikan
dengan gerakan yang berbeda-beda. Beberapa literatur menyatakan
Syekh Saman yaitu seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo di Aceh Tenggaralah
yang kemudian menemukan dan mendirikan tari Saman hingga akhirnya ditetapkan
oleh UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda pada 24 November
2011 silam.
6.
Noken Papua
Noken adalah
sebutan untuk deretan nama tas serbaguna di lebih dari 250 suku di Papua. Dahulu
noken tidak dapat dibawa oleh sembarang orang tetapi hanya orang ternama, yang
memiliki kuasa, dan pihak berada. Seiring berjalannya waktu, noken dapat digunakan oleh masyarakat
luas dan berbagai kalangan. Biasanya, warga setempat menggunakan Noken
Papua untuk mengangkut hasil panen di kebun.
Namun, tak jarang Noken pun
dipakai untuk menggendong anak-anak. Salah satu, keunikan Noken adalah penggunaannya. Kaum wanita
Papua biasanya menggunakan noken di atas kepala. Noken juga dibagi-bagi. Ada
yang khusus membawa makanan, ada juga yang dimaksudkan untuk membawa
barang-barang berharga. Noken di Papua terdiri dari
berbagai jenis dan warna tetapi yang sama adalah bahan bakunya yang diambil
dari alam setempat seperti daun sagu muda, kulit kayu, atau batang bunga
anggrek. Pembuatan noken juga memakan waktu yang cukup panjang.
Pertama,
kulit kayu yang merupakan bahan baku baku noken dikupas lebih dulu. Lalu,
dipisahkan antara kulit dengan serat. Karena
keunikannya, pada tanggal 4 Desember 2012, noken ditetapkan sebagai hasil karya tradisional
dan warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO. Penetapan ini dilakukan oleh Arley
Gill sebagai Ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan
Warisan Budaya Takbenda di Markas UNESCO di Paris, Prancis.
7. Pencak
silat
Selain
batik, salah satu budaya Indonesia lainnya yang telah diakui oleh dunia adalah
pencak silat. Pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia yang telah
diwariskan oleh leluhur dari generasi ke generasi. Tradisi pencak silat berasal
dari Sumatra Barat dan juga Jawa Barat, lalu terus dikembangkan di berbagai
daerah di Tanah Air dengan keunikan gerakan dan musik pengiringnya
masing-masing.
Hal yang membanggakan adalah
tradisi pencak silat sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada
2019 silam di acara Intergovernmental
Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang
berlangsung di Kolombia. Pencak silat dinilai telah
memiliki seluruh elemen yang membentuk Warisan Budaya Takbenda. Tradisi bela
diri ini terdiri dari tradisi lisan, seni pertunjukan, ritual dan festival,
kerajinan tradisional, pengetahuan dan praktik sosial, serta kearifan lokal.
Pencak silat sendiri diakui UNESCO telah menjadi identitas
sekaligus pemersatu bangsa. Budaya ini mengandung nilai-nilai persahabatan,
sikap saling menghormati, dan juga sportifitas. Terdapat perbedaan silat dengan tradisi pencak silat. Tradisi pencak silat
yang diusulkan oleh Indonesia lebih fokus kepada filosofi sehingga cukup erat
kaitannya dengan deskripsi Warisan Budaya Takbenda UNESCO untuk kemanusiaan.
Berbeda dengan Indonesia, sedangkan silat yang diajukan oleh Malaysia sebagai
warisan dunia lebih ke aspek olahraga bela diri. Sekadar informasi, Warisan Budaya Takbenda atau intangible cultural heritage merupakan warisan kebudayaan yang tidak
dapat dipegang (sifatnya abstrak) seperti konsep dan teknologi. Menurut UNESCO,
Warisan Budaya Takbenda adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi,
pengetahuan, keterampilan, serta instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang
budaya terkait dengannya.
Meski demikian, pencak silat
Indonesia juga merupakan salah satu olahraga yang meraih banyak prestasi di
level internasional. Contohnya pada Asian Games 2018 lalu, dari 16 kelas
pertandingan cabang olahraga pencak silat, Indonesia berhasil menyabet 14
medali emas dan 1 medali perunggu.
Dengan
keberadaan tujuh budaya Indonesia yang masuk dalam situs Warisan Dunia,
Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa kekayaan budayanya tak
tertandingi. Dalam setiap monumen bersejarah, gerakan tarian yang memukau, atau
harmoni melodi yang menggetarkan, kita dapat merasakan kehidupan dan
kebijaksanaan nenek moyang kita. Namun, pengakuan semacam ini juga mengemban
tanggung jawab besar bagi kita semua.
Kita harus menjaga, merawat, dan
melestarikan warisan budaya ini agar tetap hidup dan berdaya guna. Generasi
mendatang harus dapat menikmati keajaiban budaya ini seperti yang kita lakukan
hari ini. Marilah kita terus menghargai dan mempromosikan budaya Indonesia,
baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Kita dapat melalui
pendidikan, promosi pariwisata, dan partisipasi aktif dalam mempertahankan
tradisi-tradisi yang lekat dengan identitas kita.
Dengan semangat kebanggaan
dan cinta untuk budaya kita, mari kita bersatu untuk melindungi dan mewariskan
kekayaan ini kepada generasi selanjutnya. Indonesia memiliki keajaiban budaya
yang tak terhingga, dan melalui upaya bersama, kita dapat melestarikannya
sebagai warisan abadi bagi dunia. Saatnya bagi dunia untuk terpesona dan
terkagum-kagum dengan keunikan budaya Indonesia yang memancarkan pesona tanah
air yang kita cintai. Bersama-sama, kita dapat merayakan dan memperjuangkan
keberlanjutan warisan budaya yang tak ternilai ini.